Respons Cepat Krisis Air Bersih, Polres Bogor Bikin Sumur Bor Di Desa Tapos

Jakarta -

Ratusan penduduk di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Bogor, Jawa Barat, terdampak krisis air bersih. Polres Bogor turun tangan langsung membantu penduduk untuk membuatkan sumur bor artesis.

Kapolres Bogor AKBP Wikha Ardilestanto menyebut pihaknya merespons sigap persoalan warga. Dia segera mengirimkan tim untuk memberikan support nyata berupa pembuatan sumur bos untuk penduduk di Kampung Babakan, RT 4/RW 5, Desa Tapos.

"Pembangunan ini adalah respons nyata kami terhadap laporan adanya kekurangan air bersih nan dialami oleh masyarakat. Air bersih adalah kewenangan dasar, dan merupakan tanggungjawab kami untuk memastikan masyarakat dapat memenuhinya," kata AKBP Wikha kepada wartawan, Sabtu (27/9/2025).

Wikha menyebut pembuatan sumur bor untuk mengatasi krisis air bersih di Desa Tapos ini berkah kekompakan personil Polres Bogor nan patungan sedakah duit setiap apel pagi. Menurutnya, hasil dari patungan para anggotanya itu bakal dipakai untuk membantu warga.

"Ini adalah bentuk solidaritas dan empati kami sebagai pelayan, pelindung, dan pengayom masyarakat," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengatakan pembuatan sumur bor ini didedikasikan untuk membantu 150 Kepala Keluarga di Kampung Babakan. Wikha berambisi masyarakat bisa memanfaatkan sumur bor itu untuk kebutuhan sehari-hari, mulai dari mandi, mencuci, hingga memasak.

"Pembangunan sumur bor ini adalah komitmen teguh Polri untuk terus mengabdi kepada masyarakat. Kami berharap, kebaikan jariah ini dapat menjadi berkah dan memberikan faedah nan berkepanjangan bagi seluruh masyarakat sekitar," ujarnya.

Seperti diketahui, sebanyak 300 penduduk di Desa Tapos, Kecamatan Tenjo, Bogor, terdampak krisis air bersih. Dalam unggahan IG @lapor_pakbupati nan dilihat, Jumat (26/9), krisis air terjadi lantaran tandus nan melanda area itu.

Warga apalagi sampai kudu mengambil air dari hulu mata air mini nan berkubang untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kekeringan di sana juga menakut-nakuti pertanian warga.

Hasil pengecekan pihak kecamatan, area tersebut diketahui hanya mempunyai tiga titik mata air dengan debet kecil. Sehingga untuk jangka panjang, pemerintah Desa mengusulkan pembangunan sarana air bersih.

(fas/hri)