ARTICLE AD BOX

INFEKSI Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan gangguan kesehatan, nan menyerang sistem pernapasan dan muncul secara mendadak, dengan indikasi nan mudah dikenali. Penyakit ini dapat memengaruhi saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan, maupun bagian bawah, termasuk bronkus dan paru-paru.
Penyebab utama ISPA biasanya adalah jangkitan virus alias bakteri. Penyakit ini dapat menyebar dengan cepat, baik melalui udara nan tercemar droplet maupun lewat kontak langsung dengan penderita.
Tanda-tanda ISPA bisa berbeda-beda sesuai dengan bagian saluran pernapasan nan terinfeksi, tetapi umumnya meliputi batuk, demam, pilek, nyeri tenggorokan, dan pada beberapa kasus disertai kesulitan bernapas. Kondisi ini lebih sering muncul pada musim pancaroba, ketika perubahan cuaca membikin daya tahan tubuh menurun, sehingga lebih rentan terhadap infeksi.
Kenapa sering muncul saat pancaroba?
ISPA sering kali muncul pada musim pancaroba lantaran adanya perubahan cuaca nan drastis, seperti peralihan dari panas ke hujan alias dari kering ke lembap. Kondisi ini membikin daya tahan tubuh kudu menyesuaikan diri, dengan suhu nan berubah-ubah, sehingga condong melemah dan lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, virus dan kuman penyebab ISPA juga lebih mudah berkembang serta menyebar di udara saat cuaca tidak stabil.
Begini Kata Ahli
Sebuah penelitian nan dimuat di Respiratory Research menyoroti akibat perubahan suhu, terhadap penyakit pernapasan di Seoul, Korea Selatan. Studi ini menggunakan kreasi case-crossover dengan info NEDIS tahun 2008–2017, melibatkan pasien IGD dengan pemeriksaan ISPA, pneumonia, asma, dan penyakit paru kronis.
Hasilnya menunjukkan suhu dingin ekstrem meningkatkan kunjungan IGD secara signifikan, terutama pada kasus ISPA, influenza, dan pneumonia. Suhu panas juga berdampak, khususnya pada anak-anak di bawah 18 tahun. Temuan ini menegaskan perubahan suhu berasosiasi dengan meningkatnya akibat jangkitan pernapasan, sehingga jasa kesehatan perlu siap menghadapi cuaca ekstrem.
Cara Mengobati ISPA
1. Pemberian obat-obatan
Untuk meredakan gejala ISPA, dapat digunakan obat penekan batuk untuk mengurangi dorongan batuk kering nan mengganggu. Ekspektoran untuk mengencerkan dahak agar lebih mudah dikeluarkan. Serta dekongestan nan membantu meredakan hidung tersumbat, dengan mengecilkan pembuluh darah di sekitar hidung, sehingga pernapasan terasa lebih lega.
2. Konsumsi suplemen Vitamin C dan Zinc
Vitamin C berkedudukan krusial dalam menjaga daya tahan tubuh. Terutama saat terkena ISPA, lantaran membantu melawan jangkitan virus maupun bakteri. Sementara itu, zinc juga mendukung sistem imun, apalagi penelitian menunjukkan mineral ini dapat mempercepat pemulihan, serta mengurangi tingkat keparahan indikasi ISPA.
3. Inhalasi UAP
Inhalasi uap air panas dapat membantu melegakan pernapasan, dengan membuka saluran napas tersumbat dan melembapkan hidung kering. Caranya cukup menghirup uap dari semangkuk air panas, dengan kepala ditutup handuk selama beberapa menit, dan bisa diulangi sesuai kebutuhan.
Pancaroba sering menjadi momen meningkatnya kasus ISPA, lantaran perubahan cuaca membikin tubuh lebih rentan terhadap infeksi. Dengan menjaga kesehatan, meningkatkan daya tahan tubuh, serta melakukan pencegahan sederhana, akibat terserang ISPA dapat dikurangi. Upaya ini krusial agar tubuh tetap kuat dan terhindar dari gangguan pernapasan di masa peralihan musim. (Halodoc/Z-2)