ARTICLE AD BOX

MUAL parah bukan sekadar keluhan biasa, melainkan tanda ancaman bagi ibu hamil. Studi terbaru menemukan hiperemesis gravidarum mengenai dengan meningkatnya akibat masalah kesehatan mental.
Apa itu Hiperemesis Gravidarum?
Sebagian besar ibu hamil pernah mengalami mual alias muntah, apalagi nyaris 90% wanita mengandung di dunia. Namun, hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah nan sangat parah dan berbeda dari biasanya.
Kondisi hiperemesis gravidarum nan lebih ekstrem hanya terjadi pada 0,3-3,6% kehamilan. Meski jarang, kondisi ini sering membikin ibu mengandung kudu dirawat di rumah sakit. Gejalanya bisa menimbulkan dehidrasi, penurunan berat badan, hingga gangguan metabolik serius.
Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum
Beberapa aspek dapat meningkatkan akibat hiperemesis gravidarum. Misalnya mengandung di usia muda, mengandung anak pertama, kehamilan ganda, hingga mempunyai janin perempuan.
Riwayat kesehatan tertentu, termasuk penyakit tiroid dan glukosuria jenis 1, juga bisa membikin akibat lebih tinggi.
Dampak pada Kondisi Fisik dan Masalah Mental
Ibu mengandung nan mengalami hiperemesis gravidarum lebih rentan stres, cemas, dan depresi dibanding ibu mengandung lainnya. Hampir separuh wanita dengan kondisi ini mengalami depresi, sementara sekitar 47% merasa cemas.
Mual parah bisa menyebabkan dehidrasi, berat badan turun drastis, dan kekurangan vitamin penting, nan dalam kasus serius dapat membahayakan nyawa ibu. Jika tidak ditangani, komplikasi serius seperti kerusakan otak hingga keguguran bisa terjadi.
Penelitian juga menunjukkan kondisi ini berakibat pada kesehatan mental nan lebih ekstrem. Sekitar 26% ibu pernah berpikir untuk bunuh diri, 7% rutin mengalaminya, dan lebih dari separuh penderita sempat mempertimbangkan mengakhiri kehamilan lantaran tidak kuat menghadapi kondisi mereka.
Temuan dari Studi Besar
Riset terbaru melibatkan lebih dari 492 ribu ibu mengandung dengan hiperemesis gravidarum. Hasilnya dibandingkan dengan nyaris lima juta ibu mengandung lain nan tidak mengalami kondisi tersebut.
Studi menemukan adanya peningkatan akibat gangguan mental hingga tahun pertama setelah kehamilan.
Solusi dan Dukungan
Penelitian menekankan pentingnya perhatian serius terhadap kesehatan mental ibu hamil. Dukungan emosional sama pentingnya dengan perawatan medis.
Perlakuan jelek dari tenaga kesehatan justru dapat memperburuk kondisi mental ibu, sementara support nan tepat membantu mereka memperkuat menghadapi masa sulit.
Kesimpulan
Mual parah saat mengandung bukan sekadar keluhan ringan. Kondisi ini bisa memengaruhi bentuk dan mental ibu hamil, sehingga perlu penanganan menyeluruh dan support penuh dari tenaga medis maupun keluarga. (The Lancet/Z-10)