ARTICLE AD BOX

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan bahwa Israel semakin mengintensifkan serangan udara di Gaza. Jeda dari satu serangan ke serangan Israel lainnya hanya berselang delapan hingga sembilan menit.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengungkapkan perihal tersebut berasas info dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA). Data menunjukkan bahwa dalam 24 jam terakhir, operasi Israel di Gaza meningkat pesat dan berakibat besar pada masyarakat sipil.
Menurut pemantauan PBB, sekitar 16.500 orang terpaksa mengungsi dari Gaza Utara ke Gaza Selatan dalam sehari, khususnya pada Kamis (25/9). Petugas support tetap berada di jalur pengungsian untuk memberi pertolongan pertama, support psikososial, merujuk ke jasa unik jika perlu, dan menyampaikan info akibat bahan peledak kepada pengungsi baru.
Dujarric mengungkapkan bahwa tantangan di lapangan semakin berat. “Ratusan ribu orang tetap tinggal di Kota Gaza di tengah kondisi tidak aman. Mereka sangat berjuntai pada support kemanusiaan lantaran jasa krusial banyak nan ditutup alias kudu direlokasi,” katanya.
Mengenai pembatasan akses support oleh otoritas Israel, Dujarric menyebut dari 15 upaya koordinasi nan diajukan untuk mendukung penduduk di beragam wilayah Gaza, hanya tujuh nan difasilitasi oleh Israel pada Kamis tersebut. PBB pun mendesak Israel agar memfasilitasi penuh operasi kemanusiaan, termasuk pergerakan support tanpa halangan masuk dan melintasi Jalur Gaza.
Di Tepi Barat nan diduduki, lebih dari 3.000 penduduk Palestina, setengahnya anak-anak, telah mengungsi akibat serangan pemukim terlarangan dan pembatasan akses oleh Israel sejak Oktober 2023. (Ant/M-1)