ARTICLE AD BOX

DALAM momentum Hari Jantung Sedunia, master nutrisi mengingatkan kembali bahwa kesehatan jantung dapat dijaga dengan langkah-langkah sederhana nan konsisten dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari memperbaiki pola makan, giat bergerak, hingga mengendalikan stres.
Menurut Nutrition Education and Training Lead Asia Pasifik, Dr Vipada Sae-Lao, jantung adalah organ vital nan bekerja tanpa henti sepanjang hidup manusia. Meski ukurannya relatif kecil, perannya sangat besar lantaran menjadi pusat peredaran darah ke seluruh tubuh.
“Memahami langkah kerja jantung merupakan langkah awal untuk menjaga kesehatan kardiovaskular,” ujarnya, Minggu (28/9).
Data menunjukkan penyakit jantung tetap menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Kasusnya tidak hanya menimpa golongan lansia, melainkan juga generasi muda nan tetap berada di usia produktif.
Perubahan style hidup, pola makan nan kurang seimbang, serta tekanan psikologis menjadi aspek utama nan memperparah kondisi tersebut.
Vipada menekankan, ada lima kebiasaan krusial nan bisa dijadikan pegangan untuk menurunkan akibat penyakit jantung. Pertama, menjaga pola makan dengan memperbanyak asupan sayuran, buah, biji-bijian, dan lemak sehat, sekaligus mengurangi konsumsi gula maupun garam.
Kedua, membiasakan diri aktif bergerak sedikitnya separuh jam setiap hari, baik melalui olahraga ringan seperti melangkah kaki maupun aktivitas bentuk lain nan menyenangkan.
Langkah ketiga, meninggalkan rokok dan membatasi alkohol lantaran keduanya terbukti meningkatkan akibat penyakit jantung. Keempat, mengelola stres dengan cara-cara sederhana seperti meditasi, yoga, alias latihan pernapasan.
Dan terakhir, rutin memantau kondisi tubuh, termasuk tekanan darah, kadar gula, serta kolesterol. Teknologi kesehatan seperti jam pandai dan aplikasi kebugaran sekarang bisa membantu masyarakat melakukan pemantauan dengan lebih mudah.
“Di tengah kesibukan sehari-hari, upaya mini nan dilakukan secara konsisten bisa memberikan akibat besar bagi kesehatan jantung,” tutur Vipada.
Ia juga mengingatkan, penyakit jantung biasanya berkembang secara perlahan akibat kebiasaan jelek nan dibiarkan bertahun-tahun. Karena itu, penemuan awal dan pemeriksaan rutin menjadi sangat penting.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setiap tahun sekitar 17,9 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, prevalensi kasus jantung terus meningkat seiring style hidup masyarakat nan semakin sedentari.
Peringatan Hari Jantung Sedunia tahun ini pun diharapkan dapat mendorong kesadaran publik untuk lebih menjaga diri. “Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Mulailah dari memilih makanan nan lebih sehat, bergerak lebih banyak, dan memberi ruang bagi tubuh untuk beristirahat dari stres. Semua itu merupakan investasi berbobot untuk masa depan jantung kita,” pungkas Vipada. (Z-10)