ARTICLE AD BOX

PARA intelektual memperkirakan bahwa jauh di bawah permukaan Merkurius, mungkin ada lapisan berlian setebal sekitar 18 kilometer. Lapisan ini dianggap terbentuk sejak awal sejarah planet, sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Ketika Merkurius tetap sangat panas dan berada dalam tekanan tinggi. Saat itu, diperkirakan Merkurius mempunyai lapisan grafit nan mengapung di atas lautan magma, dan kondisi tersebut bisa memicu terbentuknya berlian.
Untuk menguji kemungkinan adanya lapisan permata di Merkurius, para intelektual menggunakan perangkat bertekanan tinggi, nan biasanya dipakai untuk membikin permata sintetis. Dengan perangkat ini, mereka bisa meniru kondisi ekstrem di masa awal Merkurius.
Dalam percobaannya, mereka membikin sampel mirip komposisi dalam Merkurius dengan mencampurkan silikon, titanium, magnesium, dan aluminium ke dalam kapsul grafit.
Saat sampel diberi tekanan lebih dari 70 ribu kali tekanan di permukaan Bumi, dipanaskan hingga sekitar 2.000 derajat Celsius, grafit tersebut berubah menjadi kristal berlian.
Temuan ini memberi wawasan baru tentang gimana struktur dalam Merkurius, terbentuk dan gimana planet tersebut berevolusi sejak awal sejarahnya. Dengan memahami proses ini, para intelektual bisa memperkirakan apa nan terjadi di lapisan dalam planet berbatu lain.
Selain itu, penelitian ini membuka kemungkinan ditemukannya lapisan permata di eksoplanet, nan mempunyai kondisi mirip dengan Merkurius.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa tekanan dan suhu ekstrem di dalam mantel planet, bisa memicu terbentuknya berlian. Sekaligus memperluas pemahaman kita tentang interior planet secara umum.
Merkurius dikenal mempunyai kepadatan tinggi lantaran sekitar 85% radiusnya, tersusun atas inti logam nan besar. Sebagai planet terestrial nan paling jarang dieksplorasi, Merkurius pernah menjadi konsentrasi misi MESSENGER milik NASA nan berhujung pada April 2015.
Di mana misi tersebut sukses mengumpulkan info penting, tentang medan magnet serta kondisi pengetahuan bumi planet ini. Studi terbaru menunjukkan bahwa permukaan Merkurius, mengandung grafit dalam jumlah besar.
Karena permata juga merupakan corak lain dari karbon, para peneliti meneliti apakah kondisi tertentu, di masa awal Merkurius dapat memicu terbentuknya berlian. Mereka juga memperhitungkan keberadaan sulfur, nan dapat menurunkan titik leleh sehingga membikin permata lebih mungkin memperkuat stabil.
Ketebalan lapisan permata di Merkurius, tetap berupa perkiraan dan ukurannya belum jelas. Karena berada di kedalaman sekitar 500 kilometer, penambangan tidak mungkin dilakukan. Tetapi misi BepiColombo diharapkan bisa memberi info lebih jeli tentang karbon dan permata di sana.
Sumber: The Economic Times