Bencana Guncang Tetangga Ri, Bandara Tutup-325 Ribu Warga Dievakuasi

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Vietnam bergerak sigap mengevakuasi ratusan ribu warganya dan menutup airport setelah Topan Kajiki, angin besar terkuat tahun ini, mendekati pesisir tengah negara itu. Badan Meteorologi Vietnam menyebut Kajiki membawa angin hingga 166 km/jam dan berpotensi menguat sebelum mencapai daratan pada Senin (25/8/2025) sore waktu setempat.

Pemerintah mengingatkan topan ini berisiko memicu hujan lebat, banjir, hingga tanah longsor. "Ini adalah angin besar nan bergerak sigap dan sangat berbahaya," kata pemerintah Vietnam dalam pernyataan resminya, Minggu malam, dikutip laman Singapura, Channel News Asia (CNA).

Hingga Senin pagi, lebih dari 325.500 orang di lima provinsi pesisir telah dievakuasi ke sekolah dan gedung publik nan difungsikan sebagai tempat penampungan. Sekitar 30.000 penduduk di Kota Vinh sudah dipindahkan, dengan support 16.000 personel militer.

Le Manh Tung (66), seorang penduduk nan dievakuasi ke stadion olahraga di Vinh, mengaku resah menghadapi topan ini. "Saya belum pernah mendengar topan sebesar ini datang ke kota kami. Saya agak takut, tetapi kami kudu menerimanya lantaran ini sudah alam," ujarnya dikutip AFP.

Di kota tersebut, sejumlah ruas jalan telah terendam, sementara toko dan restoran memilih tutup. Pemilik upaya menumpuk karung pasir di depan pintu masuk properti untuk mengantisipasi banjir.

Sementara itu, otoritas Penerbangan Sipil Vietnam menutup airport di provinsi Thanh Hoa dan Quang Binh. Maskapai Vietnam Airlines dan Vietjet membatalkan puluhan penerbangan dari dan ke wilayah tersebut.

Selain itu, semua kapal penangkap ikan dipanggil kembali ke pelabuhan.

Kajiki merupakan topan kelima nan melanda Vietnam tahun ini. Badai ini diperkirakan sekuat Topan Yagi nan menghantam negara tersebut tahun lalu, menewaskan sekitar 300 orang dan menimbulkan kerugian ekonomi sebesar US$3,3 miliar alias sekitar Rp52,8 triliun.

Nguyen Thi Nhan (52), penduduk lain nan ikut mengungsi, mengatakan skala angin besar kali ini jauh lebih besar. "Biasanya kami mengalami angin besar dan banjir, tetapi tidak pernah sebesar ini," katanya.

Kajiki juga menghantam pesisir selatan Pulau Hainan, China, pada Minggu, memaksa pemerintah setempat menutup transportasi umum dan upaya di Kota Sanya.

Menurut para ilmuwan, perubahan suasana akibat aktivitas manusia memicu cuaca ekstrem nan semakin intens dan tidak menentu, meningkatkan akibat angin besar tropis besar di area Asia Tenggara.

Kementerian Pertanian Vietnam mencatat lebih dari 100 orang tewas alias lenyap akibat musibah alam sepanjang tujuh bulan pertama 2025. Kerugian ekonomi ditaksir menembus US$21 juta alias setara Rp336 miliar.


(tfa/șef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Ratusan Warga Jakarta Tinggalkan Rumah, BNPB Ingatkan Waspada Air Naik

Selengkapnya