ARTICLE AD BOX
Liputan6.com, Jakarta- Menyusul banyaknya laporan keracunan usai konsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) merilis patokan baru nan lebih ketat. Mulai kini, setiap dapur alias Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib dipimpin oleh chef bersertifikasi guna menjamin mutu dan keamanan makanan.
“Kami juga membikin patokan lagi bahwa ketentuan semua dapur SPPG harus dipimpin oleh chef nan bersertifikasi,” kata Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
Tak hanya satu, setiap dapur MBG nantinya bakal mempunyai dua chef utama. Satu chef bakal ditunjuk langsung oleh BGN, sementara satu lagi berasal dari pihak mitra pelaksana program.
“Satu ketua chef itu kelak merupakan wakil dari BGN, tapi pihak mitra juga kudu menyiapkan chef sebagai pendamping untuk di dapur,” jelasnya.
Setop Pemakaian Produk Olahan Pabrik
BGN menegaskan komitmennya untuk menghentikan penggunaan produk makanan olahan pabrik dalam program MBG. Sebagai gantinya, menu MBG bakal berfokus pada hasil produksi penduduk lokal untuk mendongkrak ekonomi masyarakat sekitar.
“Kami bakal menjalankan petunjuk Presiden bahwa dapur MBG ini adalah untuk membangkitkan ekonomi lokal, bukan untuk memperkaya konglomerat pemilik pabrik roti,” tegasnya.
Dalam implementasinya, roti dan makanan lain nan disajikan kepada siswa bakal berasal dari hasil produksi ibu-ibu siswa nan menerima faedah program MBG.
“Roti itu kelak bakal dibuat oleh ibunya, dan rotinya bakal dimakan oleh anak-anaknya,” ujarnya.
Namun, Nanik juga menegaskan bahwa kebijakan ini bakal menyesuaikan dengan kondisi daerah. Jika di suatu wilayah tidak memungkinkan untuk memproduksi bahan tertentu, seperti susu, maka penggunaan produk pabrikan tetap diperbolehkan untuk sementara waktu.
"Kecuali ada susu nan di mana di dapur itu memang tidak ada peternakan susu, maka terpaksa untuk sementara kami bolehkan untuk menggunakan susu kemasan. Tapi untuk produk lain kami tidak bakal mentolerir,” pungkasnya.
45 Dapur MBG Bermasalah
Kasus keracunan dalam program MBG meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Data terakhir, lebih dari 5.000 anak menjadi korban.
Hasil penyelidikan sementara BGN per 26 September 2025, ada 45 dapur program MBG terbukti tidak menjalankan standar prosedur operasional (SOP). Dari jumlah tersebut, 40 dapur di antaranya langsung ditutup oleh BGN sampai pemisah waktu nan tak ditentukan.
"Sampai sore hari ini (26/9/2025), dari 45 dapur itu, 40 dapur kami nyatakan ditutup untuk pemisah waktu nan tidak ditentukan sampai semua penyelidikan, baik investigasi maupun perbaikan-perbaikan saranan dan akomodasi selesai dilakukan," kata Nanik.
Dapur-dapur itu diperiksa secara intensif oleh tim independen nan dibentuk oleh BGN dan tim eksternal dari Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Sumber: Merdeka.com/Nur Habibie