ARTICLE AD BOX

UNIVERSITAS Indonesia (UI) menuai sorotan dari masyarakat setelah mengundang Peter Berkowitz, peneliti dari Stanford University, untuk menyampaikan orasi ilmiah dalam aktivitas Pengenalan Sistem Akademik Program Pascasarjana UI (PSAU) di Kampus UI, Depok, Sabtu (23/8).
Berkowitz dikenal sebagai keturunan Yahudi nan kerap menyatakan support terhadap Israel, salah satunya melalui kitab Israel and The Struggle Over the International Laws of War.
Ia kembali menyoroti negara Yahudi itu melalui kitab terbarunya, Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America.
Berkowitz pernah menjabat sebagai Direktur Policy Planning Staff Departemen Luar Negeri AS, Sekretaris Eksekutif Komisi Hak nan Tak Dapat Dicabut, dan Penasihat Senior Menteri Luar Negeri AS pada 2019–2021.
Ia juga menerima Bradley Prize pada 2017 dan aktif menulis opini sebagai kolumnis di RealClearPolitics. Dalam 40 kolomnya antara 2014–2024, dia menjelaskan dinamika Israel melalui ulasan peristiwa, kajian ide, serta konteks geopolitik global.
Dikutip dari Hoover Institution, dalam Explaining Israel: The Jewish State, the Middle East, and America, Berkowitz memanfaatkan keragaman masyarakat dan aspirasi Israel untuk mengupas politik dalam negeri, rumor diplomatik dan keamanan, serta dinamika kerakyatan satu-satunya di Timur Tengah nan menjamin hak-hak warganya.
Buku itu menyoroti prestasi dan kegagalan Israel, sumber kohesi politik, aspek nan memecah belah, serta kesempatan dan ancaman nan dihadapinya.
Analisis Berkowitz menyoroti dua krisis besar Israel pada 2023. Pertama, kontroversi reformasi peradilan luas dari Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Januari nan memicu protes massal. Kedua, serangan Hamas pada 7 Oktober nan didukung Iran, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 warga, menjerumuskan Israel dalam bentrok di tujuh front melawan Iran dan sekutunya.
Esai-esai dalam kitab itu menggambarkan pencapaian Israel, penderitaan nan dialami, serta ketahanan bangsa tersebut dalam mempertahankan identitas Yahudi, kedaulatan, dan sistem kerakyatan di area nan strategis bagi kepentingan Amerika Serikat. (H-3)