Perjuangan Timnas Putri Indonesia U-16 Atasi Tekanan Psikologis Saat Melenggang Ke Semifinal Piala Aff Putri U-16 2025

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Bola.com, Solo - Pelatih Timnas Putri Indonesia U-16, Timo Scheunemann, sangat bangga dengan perjuangan anak asuhnya untuk mengatasi tekanan psikologis saat menumbangkan Malaysia demi melaju ke semifinal Piala AFF Putri U-16 2025.

Dalam pertandingan terakhir Grup A nan berjalan di Stadion Manahan, Solo, Minggu (24-8-2025) malam WIB itu, Timnas Putri Indonesia U-16 menang 3-1 lewat gol Nasywa Salsabila Fatah(4'), Jazlyn Kayla Firyal (15'), dan Vivi Vera Vernanda (82').

Berkat hasil ini, Skuad Garuda Pertiwi menjadi pemuncak klasemen akhir Grup A dengan koleksi enam poin dari dua laga.

Timo mengakui, ini bukan pertandingan nan mudah lantaran Malaysia memberikan perlawanan nan sengit kepada anak asuhnya.

"Pertandingan nan berat buat kami lantaran Malaysia bermain dengan keras. Untung saja tidak ada nan cedera. Mereka bermain sesuai keahlian mereka dan berupaya keras, dan itu menyusahkan kami," ujar Timo Scheunemann.

Blunder Bayindir saat melawan Arsenal bikin banyak orang meragukan posisinya di bawah mistar Manchester United. Tapi, pembimbing Rben Amorim justru pasang badan dan menegaskan MU tidak butuh kiper baru.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

Mulai Dapat Tekanan

Timo menjelaskan, pemainnya sekarang menghadapi tantangan baru. Setelah tampil apik pada laga pertama, Timnas Putri Indonesia U-16 mulai mendapatkan atensi dari publik.

Menjadi pemain nan terkenal, kata Timo, merupakan pengalaman baru bagi anak asuhnya sehingga perihal ini memberikan pengaruh tersendiri bagi psikologis pemain. Imbasnya, Jazlyn Kayla Firyal dkk. jadi tak bisa bermain lepas pada pertandingan kedua.

Timo berharap, anak asuhnya bisa belajar untuk mengelola situasi semacam ini.

"Ditambah lagi, para pemain lantaran mendapatkan atensi seperti itu saat melawan Timor Leste, perlu dipahami bahwa ini bukan Timnas senior. Jadi, tidak semestinya mereka bisa mengatasi itu," ujarnya.

"Ini pertama kalinya mereka mendapat atensi seperti itu, tiba-tiba disapa oleh publik. Jadi, ini malah membikin mereka bermain tidak lepas pada pertandingan kedua ini. Jadi, inilah nan kudu mereka pelajari," imbuh Timo.

Hadapi Banyak Tekanan

Menurut pelatih kelahiran Kediri itu, tekanan semacam ini memang datang dari banyak hal. Tak hanya dari fans maupun publik saja, karena orang tua terkadang juga memberikan pressure, alih-alih menyediakan support untuk anaknya.

"Mereka tetap kudu belajar menghadapi tekanan publik dan tekanan dari diri mereka sendiri. Ada juga tekanan dari orang tua nan kudu saya tengahi lantaran terkadang jadi kontra-produktif, orang tua memberikan tekanan, bukannya support," ungkap Timo.

Itulah mengapa, Timo bangga dengan perjuangan anak asuhnya mengatasi situasi semacam ini saat bertanding. Baginya, ini adalah sebuah pembelajaran berbobot bagi pemain muda nan sedang berkembang.

"Mohon dibedakan antara pemain nan sedang berkembang dan pemain nan sudah senior. Jadi, saya memberikan respek kepada pemain saya lantaran mereka bisa mengatasi itu di laga ini, walaupun tidak semaksimal nan mereka bisa," imbuhnya.

Tantangan Psikologis

Selain itu, pembimbing keturunan Jerman ini mengakui kondisi cedera satu di antara pemainnya, Jezlyn Kayla Azkha, nan mengalami cedera ACL memberikan beban psikologis tambahan bagi anak asuhnya.

Satu tim ikut merasa terpukul lantaran rekannya tersebut kudu tidakhadir lama akibat cedera. Meski tak perlu naik meja operasi, Jezlyn diperkirakan kudu menepi selama enam bulan untuk pemulihan.

"Tetapi, paling tidak mereka bisa meraih kemenangan lantaran sudah berjuang keras dan memperlihatkan jika mereka bisa bermain. Itu nan saya syukuri dari pertandingan kami hari ini," kata Timo.

"Selain itu, tidak ada nan cedera juga. Tidak seperti laga pertama. Jezlyn mengalami cedera ACL. Mungkin ini juga nan membikin tim jadi tertekan secara psikologis. Mereka semua menangis," katanya lagi.

Selengkapnya