ARTICLE AD BOX

SEORANG tim astronom memperkirakan ada planet baru tersembunyi di wilayah paling jauh Tata Surya. Planet misterius nan disebut Planet Y ini diduga mempunyai massa antara Merkurius dan Bumi. Jika betul ada, planet ini mengorbit Matahari pada jarak sekitar 100–200 satuan astronomi (SA), jauh melampaui orbit Neptunus.
Tata Surya rupanya belum sepenuhnya kita kenal. Meski wahana antariksa Voyager sudah meninggalkan pengaruh Matahari dan melaju ke ruang antarbintang, tetap ada benda-benda langit nan mengorbit Sang Surya di jarak sangat jauh.
Pertanyaan besar pun muncul dari perihal tersebut. Apakah ada planet lain nan belum sukses kita temukan?
Planet Misterius Lain
Sebenarnya, buahpikiran tentang planet tersembunyi bukan perihal baru. Sejak abad ke-19, astronom telah menduga keberadaan Planet X, nan namanya sekaligus melambangkan nomor Romawi “10” dan makna “belum diketahui.” Konsep ini muncul jauh sebelum Pluto diturunkan statusnya menjadi planet katai pada 2006.
Beberapa tahun terakhir, perbincangan bergeser ke Planet 9. Dunia misterius ini diperkirakan lebih besar dari Bumi tapi lebih mini dari Neptunus, dan mungkin berada hingga 300 kali lebih jauh dari Matahari dibanding Bumi. Meski kerap dibicarakan, Planet 9 hingga saat ini belum sukses ditemukan.
Dugaan Penemuan Planet Y
Kini, para peneliti memperkenalkan kandidat baru nan mereka sebut Planet Y. Dugaan keberadaan Planet Y muncul setelah intelektual meneliti orbit benda-benda trans-Neptunus (TNO), ialah objek nan berada lebih jauh dari Neptunus.
Hasilnya, orbit sejumlah TNO tampak miring sekitar 15 derajat dari bagian utama Tata Surya, khususnya pada jarak 80–200 satuan astronomi (SA). Peluang kemiringan ini hanyalah kebetulan diperkirakan hanya 2%.
Akan Dikonfirmasi dalam Waktu Dekat
Jika bukan kebetulan, penjelasan paling masuk logika adalah adanya planet dengan massa antara Merkurius dan Bumi nan mengorbit Matahari pada jarak 100–200 SA. Planet seukuran Pluto juga mungkin, tetapi kurang cocok dengan data.
Sedangkan, barang nan lebih besar dari Bumi sudah pasti bakal menimbulkan pengaruh di area nan lebih dekat, dan kemungkinan besar sudah terdeteksi sejak lama. Penelitian lain sebelumnya juga pernah mengusulkan perihal serupa.
Kabar baiknya, kemungkinan keberadaan Planet Y bisa diuji dalam waktu dekat. Observatorium Vera C. Rubin di Cile sedang mempersiapkan Legacy Survey of Space and Time (LSST), nan bakal memetakan langit selama satu dasawarsa secara detail.
Jika Planet Y memang ada di wilayah nan tercakup dalam pengamatan LSST, besar kemungkinan kita bisa menemukannya dalam beberapa tahun ke depan. Namun, jika posisinya berada di area nan susah dijangkau teleskop, LSST tetap bakal membantu mengungkap pola orbit di Sabuk Kuiper nan bisa memperkuat alias melemahkan dugaan keberadaan planet tersebut. (IFL Science/Z-2)